Terminal Kertonegoro
Terminal Kertonegoro. FOTO: Ngawikab.go.id |
Ning dalan anyar kowe karo sopo?
Aku ngerti dewe ning ngarepe moto..
Ning dalan anyar kowe karo sopo
Ning kulon Terminal Kertonegoro. . .
Begitulah sepenggal lirik lagu dari Mas Didi Kempot. Yang aslinya Dalan Anyar ini sebelumnya berlirik Bandara Adi Sucipto malah lebih terkenal saat diganti Terminal Kertonegoro..
Ada apa seh dengan terminal Kertonegoro ini?
Terminal yang berlokasi di Ringroad barat Kota Ngawi ini berada dijalur Strategis. Bila dihitung, berarti ada 2 lokasi terminal sebelum akhirnya memakai lokasi terakhir ini.
Yakni di Perempatan Kartonyono atau Plaza Ngawi kemudian pindah ke Terminal Lama Klitik.
Terminal Kertonegoro ini dibangun dengan menghabiskan dana mencapai Rp 42 Milyar. Tidak sedikit memang untuk ukuran sebuah Terminal Kelas A. Tapi hasilnya?
Kesalahan perhitungan teknis pembangunan yang paling tampak adalah banyaknya Bata blok yang ambles. Ketika hujan justru mirip kolam ikan. Hal ini menjadi keluhan banyak sopir bus dan angkutan kota. Baik bus AKDP(Antar Kota Dalam Propinsi) maupun AKAP(Antar Kota Antar Propinsi) sama sama komplain betapa buruk hasil akhir terminal ini.
Selain banyaknya bata blok yang ambles, keluhan lain yakni soal panjangnya jarak pintu masuk dan pintu keluar. Imbasnya, jumlah bus yang masuk terminal semakin sedikit, otomatis jumlah retribusi terminal tak maksimal. Beberapa spot justru sepi mirip gedung hantu.. Hihh atutt..
Akhirnya tahun kemarin dibuat jalan tembus. Untuk jalur keluar bus dibuat dekat Dinas Perhubungan(DLLAJ). Sehingga lebih pendek dan mempersingkat waktu.
Dan kemudian muncul kebijakan dari Pemerintah Pusat. Bahwa terminal bus Tipe A akan dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat. Hehehe.. Pemkab Ngawi dapat apa? Hanya dapat dari sewa kios dalam Terminal.
Semoga kedepan setelah dikelola Pusat akan lebih baik lagi. Baik secara Menejemen maupun Sarana prasarana yang ada.. ;)
Yakni di Perempatan Kartonyono atau Plaza Ngawi kemudian pindah ke Terminal Lama Klitik.
Terminal Kertonegoro ini dibangun dengan menghabiskan dana mencapai Rp 42 Milyar. Tidak sedikit memang untuk ukuran sebuah Terminal Kelas A. Tapi hasilnya?
Kesalahan perhitungan teknis pembangunan yang paling tampak adalah banyaknya Bata blok yang ambles. Ketika hujan justru mirip kolam ikan. Hal ini menjadi keluhan banyak sopir bus dan angkutan kota. Baik bus AKDP(Antar Kota Dalam Propinsi) maupun AKAP(Antar Kota Antar Propinsi) sama sama komplain betapa buruk hasil akhir terminal ini.
Selain banyaknya bata blok yang ambles, keluhan lain yakni soal panjangnya jarak pintu masuk dan pintu keluar. Imbasnya, jumlah bus yang masuk terminal semakin sedikit, otomatis jumlah retribusi terminal tak maksimal. Beberapa spot justru sepi mirip gedung hantu.. Hihh atutt..
Akhirnya tahun kemarin dibuat jalan tembus. Untuk jalur keluar bus dibuat dekat Dinas Perhubungan(DLLAJ). Sehingga lebih pendek dan mempersingkat waktu.
Dan kemudian muncul kebijakan dari Pemerintah Pusat. Bahwa terminal bus Tipe A akan dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat. Hehehe.. Pemkab Ngawi dapat apa? Hanya dapat dari sewa kios dalam Terminal.
Semoga kedepan setelah dikelola Pusat akan lebih baik lagi. Baik secara Menejemen maupun Sarana prasarana yang ada.. ;)
_____
#ADV
Monggo yang pengen buka Usaha Bisnis Pulsa, modal minimal hanya 50ribu. Pasti Untung!
Registrasi GRATIS Langsung Klik DISINI
Supported by CV HAND CELL