Warung makan Tetap Buka selama Ramadhan, Kenapa Tidak?

Toleransi saling menghormati dalam Ramadhan
Nasi lauk capcay plus telor bulat, sepesial Warung Tegal cuma 9ribu cak. FOTO: Tri Handoko/RadarDJowo/2016

Kemarin, harian SiagaNgawidotcom menurunkan berita judulnya lucu: 'Satpol PP kesal, PKL Alun-alun Ngawi tetep buka siang hari tanpa kain penutup..'

Baca juga:
> Tata cara Pelaksanaan Sholat Tarawih secara lengkap


Hehehe siapa to yang membuat aturan itu cak? Kalo alesannya toleransi untuk menghormati orang yang berpuasa. La sampean puasa untuk Allah SWT atau untuk manusia? Kok seolah-olah minta dihormati karena 'aku puasa lo.. Ojo mingin-mingini..'

Kalo begitu mendingan sampean gak usah puasa sekalian. Sia-sia kalo puasa hanya karena pamer ke manusia.

Puasa itu Hanya Wajib untuk orang yang berIman cak, bukan untuk semua manusia. Dan untuk orang yang berIman pun diperbolehkan Tidak berpuasa jika ada alasan yang dibenarkan oleh agama.

Diantaranya, mereka yang berat berpuasa, misale pekerja berat, ibu hamil, orang yang sepuh tidak kuat berpuasa, Musyafir(dalam perjalanan minimal 12 Km), anak2 yang belum dewasa, ataupun orang yang sakit. Mereka ini boleh tidak berpuasa, bisa dengan ganti dihari lain atau membayar fidyah sesuai kententuan Syar'i.

Begitu juga mereka yang Non Muslim juga tidak ada kewajiban berpuasa. Apa yo harus ikutan ngempet luwe..

Kalo semua warung makan harus tutup, terus harus makan dimana cak?

Lak jare Cak Nun, "Puasa itu melatih diri untuk menghormati orang lain. Bukan malah minta dihormati. Memangnya kamu ini siapa?"

Puasa itu Ibadah, tapi bekerja cari nafkah untuk nguripi anak bojo itu juga ibadah dan juga Kewajiban.  Okelah sampean ngotot warung makan harus tutup disiang hari. Tapi mau ndak sampean ganti pendapatan para pedagang ini?

Kalo di siang hari pedagang ini punya omset 500ribu. Mau ndak sampean mengganti 500ribu/ hari? Itu baru namanya toleransi cak. Saling menghormati. Bukan kok cuma sampean tok yang enak..

Apalagi ini puasa, sebentar lagi lebaran. Kebutuhan meningkat, ada yang pengen mudik, ada yang pengen membelikan baju baru buat anaknya. Ada yang pengen silaturrahim dengan sanak saudara diluar kota. Semua butuh biaya. Kalo tak kerja darimana dapat duit cak?

Orang kalo lapar ya Makan.. Kalo Puasa ya harus ditahan. Mau itu warung/ jalanan penuh makanan yo gak masalah toh itu bukan untuk sampean yang puasa hehehe

Maka semaksimalnya mari luruskan niat, menahan lapar haus, kendalikan hawa nafsu, hanya untuk Allah SWT, bukan untuk lainnya.

Kan gitu njih? ;)

===
Nah berikut golongan orang-orang yang boleh meninggalkan Puasa Ramadhan:

1. Yang boleh tidak berpuasa dan hanya mengganti fidyah tanpa harus mengganti puasa di hari yang lain.

Yaitu : Orang-orang yang bila dipaksakan untuk berpuasa masih dapat, tetapi sungguh amat payah sekali dalam melaksanakannya. Perhatikan Firman Allah :

وَ عَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَه فِدْيَةٌ ... البقرة: 184

Dan terhadap orang-orang yang bisa berpuasa tetapi dengan susah payah (boleh tidak berpuasa), wajib membayar fidyah. [QS. Al-Baqarah : 184]

Ayat tersebut umum, maka siapa saja yang walaupun mampu berpuasa tetapi dengan amat payah (rekoso) dalam menjalankannya, maka termasuk yang dimaksud oleh ayat di atas, misalnya :

a. Wanita yang sedang hamil yang bila berpuasa dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan pada dirinya dan/atau anak yang dikandungnya.

b. Wanita yang sedang menyusui, baik anaknya sendiri maupun anak orang lain yang diserahkan kepadanya untuk disusui, yang bila dipaksakan untuk berpuasa akan sangat berat bagi dirinya dan/atau bagi anak yang sedang disusuinya itu. Rasulullah SAW bersabda :

اِنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ الصَّوْمَ وَ شَطْرَ الصَّلاَةِ وَ عَنِ اْلحُبْلَى وَ الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ. احمد عن انس بن مالك الكعبى

Bahwasanya Allah SWT telah membolehkan bagi musafir meninggalkan puasa dan mengqashar shalat, dan Allah telah membolehkan perempuan hamil dan yang sedang menyusui meninggalkan puasa. [HR. Ahmad dari Anas bin Malik Al-Ka'bi].

Dan riwayat dari Ibnu Abbas RA. tentang istrinya yang sedang hamil, katanya :

اَنْتِ ِبمَنْزِلَةِ الَّذِى لاَ يُطِيْقُهُ فَعَلَيْكِ اْلفِدَاءُ وَ لاَ قَضَاءَ عَلَيْكِ. البزار وصححه الدارقطنى

Berbukalah kamu dan berilah makan tiap hari seorang miskin, dan jangan mengqadla'nya. [HR. Ibnu Hazm].

c. Orang yang lanjut usia/orang tua yang apabila berpuasa akan sangat memayahkannya. Berdasar keumuman ayat (Surat Al-Baqarah ayat 184) dan riwayat dari Ibnu ‘Abbas sebagai berikut :

رُخّصَ لِلشَّيْخِ اْلكَبِيْرِ اَنْ يُفْطِرَ وَ يُطْعِمَ وَ لاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ. الدارقطنى والحاكم
Orang yang sangat tua, dibenarkan untuk berbuka dan wajib memberikan (fidyah) serta tidak ada qadla' atasnya. [HR. Ad-Daruquthni dan Al-Hakim].

d. Orang yang pekerjaannya sangat berat, yang bila tetap berpuasa walaupun ia kuat akan sangat berat dan memayahkannya. Misalnya : Pengemudi becak, pekerja tambang, karyawan-karyawan pengangkat barang di stasiun, terminal, pelabuhan dan sebagainya.

e. Orang yang sakit menahun yang (menurut ahli kesehatan) sulit diharapkan sembuhnya, atau walaupun sembuh tetapi memakan waktu yang lama sekali.

f. Siapa saja yang karena kondisi badannya atau sebab-sebab lain akan amat berat sekali bila berpuasa, walaupun bila dipaksa akan kuat juga.

Untuk nomor d), e) dan f), ini pun dasarnya adalah keumuman lafadh dari ayat 184 surat Al-Baqarah diatas.

Semua yang tersebut diatas, boleh tidak berpuasa dan wajib membayar fidyah tanpa harus mengganti puasa di hari yang lain.

2. Yang wajib untuk tidak berpuasa dan wajib mengganti dengan puasa di hari yang lain.

Yaitu khusus bagi wanita yang sedang haidl atau nifas. Berdasar riwayat :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنَّا نَحِيْضُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَ لاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. الجماعة عن المعاذة
Dari 'Aisyah, bahwa ia berkata, "Adalah kami haidl dimasa Rasulullah SAW maka kami diperintahkan supaya mengqadla’ (mengganti) puasa dan kami tidak diperintahkan mengqadla’ shalat". [HR. Al-Jama'ah dari Al-Mu'adzah]

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Sa'id, bahwa Nabi SAW bersabda:

اَلَيْسَ اِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلّ وَ لَمْ تَصُمْ؟ فَذلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِيْنِهَا. البخارى 2: 239

Bukankah apabila seorang wanita itu haidl, ia tidak shalat dan tidak berpuasa ? Itulah dari kekurangan agamanya. [HR. Bukhari juz 2, hal. 239]

Share jika Bermanfaat yaaah!

#BerkahRAMADHAN #RadarDJOWO #NgawiRAMAH #IndonesiaKU

Versi Wayang Durangpo..
https://m.facebook.com/radardjowo/photos/a.672493366116848.1073741835.212551858777670/866573430042173/?type=3&notif_t=like&notif_id=1473566973633941&ref=bookmarks&soft=notifications

_____
#ADV
Monggo yang pengen buka Usaha Bisnis Pulsa, modal minimal hanya 50ribu. Pasti Untung!
Registrasi GRATIS Langsung Klik DISINI

Supported by  CV HAND CELL

Subscribe to receive free email updates: